MEDAN, Marmatanews. Com - Ketua Jaringan Masyarakat Pemantau in n Polri (JAMPI) Sumut, Zakaria Rambe, menyindir Kapolda Sumut Irjen Panca yang beberapa hari lalu turun langsung mengatur lalulintas. Menurutnya, walau pun tak ada menyalahi peraturan, tetapi publik dapat berasumsi ini hanya sekadar pencitraan.
Saat ini, kata Zakaria Rambe, menurut data Badan Narkotika Nasional (BNN), Sumut menjadi peringkat atas dalam kasus peredaran narkoba, dan Kota Medan penyumbang terbesar. Jadi seharusnya Kapolda fokus pada pemberantasannya, bukannya malah mengatur arus lalulintas, yang sejatinya dapat dilakukan oleh anggotanya.
"Turunnya Kapolda untuk mengatur lalulintas secara fisik, dengan jabatannya, termasuk hal yang remeh temeh. Secara hukum memang tidak ada yang dilanggar terhadap apa yang dia lakukan. Tapi turunnya Kapolda ke lapangan bukanlah hal yang serius, apalagi mengatur lalulintas. Mengingat bahwasanya personil lalulintas itu tidak terbilang sedikit di Kota Medan ini," ungkap Zakaria Rambe, Minggu (29/1).
Untuk dipahami, polisi itu bukan lembaga politik, tetapi lembaga keamanan dan ketertiban. Karenanya, turunnya Kapolda mengatur lalulintas dapat mengesankan kepada masyarakat bahwasanya beliau mau melakukan pencitraan.
"Orang tidak salah menilai kalau apa yang dilakukan Kapolda tersebut adalah pencitraan. Karena itu mirip langkah-langkah politik. Orang - orang politik lah yang selalu turun ke bawah. Karena dalam Undang-undang kepolisian Nomor 2 Tahun 2002, menyebutkan, inti tugas polisi itu menciptakan ketertiban, menciptakan ketenangan di masyarakat, jangan sampai ada gejolak. Artinya polisi itu, dia tidak penting bagaimana aksinya, tapi yang paling penting adalah endingnya," urai Pendiri Korps Advokat Alumni UMSU (KAUM) ini.
Untuk itu, menurutnya, alangkah baiknya bila Kapolda Sumut turun langsung ke basis-basis narkoba dan basis-basis perjudian yang di duga begitu banyak di Kota Medan.
"Terutama narkoba. Kita tidak melihat hal yang signifikan bahwa peredaran narkoba itu betul-betul turun secara drastis," ucap Zakaria, sembari mengaku sering mendapat informasi masih banyak perkampungan narkoba yang ada di Sumatera Utara, salah satunya di kawasan Jermal, Medan Denai.
"Alangkah bagusnya, kalau memang Kapolda mencitrakan dirinya dengan turun langsung ke basis-basis narkoba di Kota Medan. Ini bentuk support ke kepolisian, agar Kapolda lebih baik turun langsung dalam pemberantasan narkoba. Ini jauh lebih bermanfaat dari pada harus mengatur lalulintas," imbuh Zakaria.
"Bagi saya yang mencintai polisi, lebih baik Pak Kapolda turun langsung ke kantong-kantong peredaran narkoba. Tempatkan personil di sana. Sehingga, para bandar akan berpikir dua kali untuk mengedarkan barang haram itu. Nah, dengan begitu, Irjen Panca meninggalkan legacy yang gemilang ketika tidak lagi menjabat Kapolda Sumatera Utara," tutupnya.
Sebelumnya, soal kampung narkoba di Jermal ini sempat diberitakan sejumlah media soal fantastisnya putaran uang haram yang mencapai Rp1 Milyar setiap hari. Namun sayangnya, pemberitaan sejumlah media tersebut tak membuat sepi lokasi tersebut dari transaksi narkoba.(M/N)