Medan, MarmataNews.id - Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) USU gelar Webinar Nasional bertema “Catatan Akhir Tahun: Analisis Penyebab dan Dampak Peningkatan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak Tahun 2024. Hal ini disampaikan Wily Simbolon Ketua PMKRI Komisariat USU, Senin (16/12).
Webinar ini diikuti 100 orang dari kalangan pemuda,mahasiswa lintas universitas di seluruh Indonesia dengan pembicara Dr Fotarisman Zaluchu, S.K.M., M.P.H,Akademisi Antropologi USU ,Th. Sri Endras Iswarini yang Komisioner Komnas Perempuan RI dan Meryl Rouli Saragih, SH., MH. dari Anggota DPRD Sumut dan Pengurus PMKRI Komisariat USU.
Materi ini diawali dengan pemaparan materi Dr. Fotarisman Zaluchu, S.K.M., M.P.H dari Akademisi Antropologi USU yang memaparkan penyebab kekerasan terhadap perempuan dan anak dari sudut pandang Antropologi.
Fotarisman juga menyampaikan di Indonesia,norma heterosexual sangat dijunjung. Akibatnya, pernikahan adalah sebuah model “ideal” yang harus tetap dipertahankan dan dijunjung tinggi dengan komitmen yang kuat.
Senada dengan itu Kader PMKRI USU Septian seorang mahasiswa Ilmu Politik USU sepakat apa yang disampaikan Fotarisma seraya mengajak audiens untuk lebih aware dan peduli terhadap pencegahan terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak mulai dari lingkungan sekitar tempat tinggal.
Kepedulian ini menjadi langkah penting untuk menekan bahkan memberantas segala bentuk kejahatan yang menjadikan perempuan maupun anak sebagai objeknya.
Sementara itu,Sri Endras Iswarini yang Komisioner Komnas Perempuan menyampaikan bahwasanya kekerasan terhadap perempuan sangat banyak terjadi, salah satunya adalah kasus kekerasan jenis femisida yang berujung kematian dan kejahatan.
Femisida terhadap perempuan disabilitas intelektual yang diperkosa lalu dibunuh orang tidak dikenal dimana pelaku memanfaatkan kerentanan perempuan korban sebagai penyandang disabilitas intelektual.
Melalui hal tersebut Sekretaris PMKRI USU Samuel Sitanggang menyampaikan bahwasanya kejahatan Femisida adalah sebagai bentuk kekerasan paling ekstrem terhadap perempuan.Bukan hanya pelanggaran hak asasi manusia, tetapi juga cerminan ketidakadilan gender yang mendalam.
Tindakan ini adalah pembunuhan berbasis gender dimana perempuan menjadi korban karena identitasnya sebagai perempuan.
Penolakan terhadap femisida adalah langkah krusial untuk memastikan bahwa tidak ada lagi perempuan yang kehilangan nyawanya karena diskriminasi, ketidaksetaraan dan budaya patriarkat yang terus mengakar.
Femisida bukanlah sekadar tindakan kriminal, tetapi sebuah kejahatan kemanusiaan yang harus dihapuskan.
Pemateri terakhir Meryl Rouli Saragih, SH., MH yang Anggota DPRD Sumut dalam pemaparannya menyampaikan bahwasanya sebagai seorang wakil rakyat tentunya berkomitmen dalam membantu pencegahan dan perlindungan korban kerasan terhadap perempuan, salah satunya adalah keterlibatan mereka dalam program rumah aman perempuan.
Program ini menjadi implementasi nyata dari komitmen pemerintah daerah dalam mengurangi risiko berlanjutnya kekerasan yang dialami korban, Inisiatif ini menunjukkan langkah konkret DPRD Sumut dalam menjalankan amanah undang-undang, seperti UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (PKDRT).
Ketua PMKRI Komisariat USU Wily Simbolon sepakat dengan apa yang disampaikan narasumber seperti yang disampaikan Meryl mengenai rumah aman bagi perempuan yang disediakan mereka sebagai wakil rakyat.
" Saya juga menyampaikan rasa bangga dan syukur atas terlaksana kegiatan Webinar Nasional ini, yang dimana para narasumber menyampaikan pandangan satu sama lain berdasarkan pengalaman dan kajian masing-masing sehingga mendapatkan hasil yang maksimal dan bermanfaat bagi para peserta yang hadir"ujar Willy.
Melalui kegiatan ini merupakan salah satu bentuk visi misi dari PMKRI berpihak kepada kaum tertindas. Kegiatan ini menjadi langkah awal dalam memberikan edukasi maupun sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya peran perempuan dan anak di dalam lingkungan sosial bermasyarakat maupun bernegara.
Ke depannya PMKRI terus melanjutkan kegiatan-kegiatan perjuangan yang selalu berpihak kepada masyarakat.(Rel)